Tahun 2020 adalah tahun yang berat bagi banyak orang. Termasuk saya sebagai investor. Pandemi COVID-19 membuat harga saham di IHSG sempat anjlok. Namun juga memberi kesempatan untuk membeli di harga diskon. Pandemi yang sama juga membuat beberapa kelas aset lain tumbuh pesat. Misalnya emas. Mengakhiri tahun 2020 ini, saya akan mencoba mensharingkan performa portofolio investasi saya sepanjang 2020.
Dalam berinvestasi, saya menggunakan beberapa kelas aset yang berbeda untuk mendiversifikasi resiko. Beberapa kelas aset yang saya gunakan adalah RDPU, saham, dan efek bersifat hutang (dalam kasus ini saya menggunakan p2p lending), emas, dan cryptocurrency. Dari beberapa aset ini yang benar-benar saya perhitungkan dan pakai sebagai kendaraan untuk akumulasi aset hanyalah saham dan p2p lending. Sedangkan RDPU fungsinya lebih banyak sebagai dana darurat, dan cryptocurrency memiliki harga yang sangat fluktuatif. Sehingga tidak saya perhitungkan. Baru diperhitungkan sebagai aset setelah dijual dan dialokasikan ke kelas aset lainnya.
Oke, kalau begitu saya langsung saja mulai pembahasan performa porto di 2020
1. Saham
Performa saham termasuk salah satu yang paling terdampak di 2020. Pada bulan Maret kemarin, IHSG sempat drop cukup banyak, sekitar 37% dari titik tertinggi di awal tahun 2020. Kejatuhan ini membuat banyak dari emiten yang saya pegang masuk ke zona merah selama berbulan-bulan.
Kesempatan ini saya gunakan untuk melakukan average down pada emiten-emiten yang masih bagus prospeknya, sekaligus membeli beberapa saham baru yang berpotensi memberikan profit besar saat IHSG kembali normal. Strategi ini cukup efektif, karena membuat porto saya secara keseluruhan kembali ke zona hijau cukup cepat. Di akhir Desember 2020, porto saya secara overall positif double digit di angka sekitar 13%.
Sayangnya saya masih belum menggunakan metode perhitungan NAV untuk mengukur kinerja porto saham, sehingga angka 13% ini belum memperhitungkan take profit, cutloss, dan jumlah dividen yang didapat. Sehingga growth riil dari porto tidak diketahui. Rencananya mulai tahun 2021, saya akan menggunakan perhitungan NAV untuk mengetahui performa porto secara overall setiap tahunnya.
2. P2P Lending
Saya sudah berinvestasi menggunakan peer-to-peer lending sudah sejak 3 tahun yang lalu. Saat ini ada 2 platform p2p lending yang saya gunakan secara rutin dan saya ukur performanya setiap bulan, yaitu Akseleran dan Koinworks. Untuk mengukur performa p2p lending, saya membandingkan jumlah bunga yang didapat dari Januari hingga Desember dengan total nilai akun di Desember 2020.
Koinworks
- ROE: 33,07% (ROE besar karena modal saya tarik berkala, untuk dipindah ke RDN saham dan Akseleran)
- NPL Gross: unknown (Mengukur total NPL Koinworks cukup merepotkan karena data yang disajikan tidak rapi.)
Akseleran
- ROE: 10,9%
- NPL Gross: 4,6% (NPL dihitung dari total pinjaman bermasalah dibagi dengan total jumlah pinjaman selama ini)
Performa kedua p2p lending ternyata cukup memuaskan di 2020, meskipun berada di tengah pandemi. NPL Gross di Akseleran sempat mencapai 7% di pertengahan 2020. Tapi di akhir tahun membaik jadi sekitar 4% setelah saya mengatur mekanisme pemberian pinjaman menjadi ke lebih banyak pinjaman, tetapi mengurangi jumlah dana per pinjaman. Istilahnya diversifikasi dan menyebar risiko. Karena mayoritas pinjaman di Akseleran memiliki agunan dan dicover oleh asuransi, menyebar dana ke semakin banyak pinjaman malah akan semakin memperkecil eksposur risiko. Dengan catatan platform yang dipakai memiliki tingkat NPL yang lebih rendah daripada NPL di portofolio pribadi.
Bagi yang tertarik untuk mencoba investasi di p2p lending, bisa menggunakan link di bawah ini:
Akseleran
Gunakan kode referral AKSLSTEPHEN2636 saat mendaftar untuk mendapatkan dana gratis Rp. 100.000,-
Koinworks
Gunakan kode referral 59445 saat mendaftar untuk mendapatkan dana gratis (jumlah dana tergantung masa promo, biasanya antara Rp. 100.000 – Rp. 350.000)
Demikianlah performa porto saya sepanjang 2020. Untuk tahun 2021, saya menargetkan total porto saya bisa bertambah paling tidak sekitar 25%. Untuk beberapa kelas aset lain yang saya miliki tidak saya bahas di sini, karena tujuannya bukan untuk wealth accumulation, tetapi sebagai dana darurat saja. Nantinya saya juga akan membreakdown komposisi dan strategi porto investasi saya di artikel lain.