Pada tanggal 23 September yang lalu, salah satu perusahaan consumer good yang terkenal di Indonesia, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) mengadakan public expose secara online via Zoom. ICBP adalah anak perusahaan dari PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, yang juga merupakan perusahaan publik. Adapun kegiatan usaha ICBP adalah memproduksi berbagai macam produk solusi kebutuhan sehari-hari masyarakat, terutama di bidang makanan dan minuman.
Produk-produk ICBP dibagi dalam beberapa divisi, yaitu mi instan, dairy, makanan ringan, penyedap makanan, nutrisi & makanan khusus, serta minuman. Dan banyak dari produk-produk ICBP ini yang merupakan pemimpin di pangsa pasarnya masing-masing. Beberapa merk produk yang pastinya sudah tidak asing di telinga kita contohnya adalah Indomie, Indomilk, Lays, Chiki, dan masih banyak lagi.
Berdasarkan materi public expose yang telah dipublikasikan, kinerja keuangan ICBP hingga H1 2020 bisa dilihat di tabel berikut ini
H1 2019 | H1 2020 | Delta | |
Penjualan | 22.130 M | 23.047 M | 4,1% |
Laba bruto | 7.512 M | 8.331 M | 10,9% |
Laba bersih | 2.575 M | 3.378 M | 31,2% |
Dari tabel di atas kita bisa melihat bahwa ICBP tetap kuat selama masa pandemi COVID-19. Bahkan laba bersihnya masih bisa tumbuh sebesar 2 digit selama semester 1 2020. Demikian pula dengan dividen per saham ICBP yang memiliki CAGR 15,7% dari tahun 2010-2019.
Beberapa poin penting yang bisa kita dapatkan dari public expose ICBP adalah:
- Transaksi akuisisi ICBP terhadap Pinehill telah diselesaikan pada 27 Agustus 2020. Ke depannya Pinehill diharapkan akan berkontribusi sebesar 20 persen terhadap total penjualan ICBP.
- ICBP melalui Pinehill akan terus berusaha melakukan penetrasi pasar ke negara-negara yang tujuan yang totalnya memiliki populasi tiga kali lipat dari Indonesia. Konsumsi mi instan per kapita dari negara-negara ini masih rendah dibandingkan dengan di Indonesia. Sehingga potensi pertumbuhan dari Pinehill masih sangat terbuka lebar.
- Akibat bertambahnya utang sindikasi ICBP sebesar USD 2,05 miliar, beban keuangan ICBP diprediksi akan bertambah sekitar 600 miliar per tahun.
- Untuk mengatasi isu pencemaran limbah plastik dari kemasan produk, ICBP telah melakukan beberapa strategi seperti edukasi pemilahan sampah plastik pada masyarakat, serta berupaya secara proaktif untuk mencari solusi dan mengurangi dampak dari permasalahan limbah plastik.
- Marjin EBIT ICBP untuk semua divisi produk dinilai cukup baik. Secara konsolidasi, marjin EBIT ICBP meningkat dari 17% menjadi 20% di semester 1 2020.
- Pandemi sepanjang 2020 tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap ICBP. Perseroan juga menyatakan akan terus menjaga ketersediaan produk-produknya di pasar. Konsumsi produk-produk yang ditujukan untuk dikonsumsi di dalam rumah mengalami peningkatan, sedangkan untuk produk-produk luar rumah mengalami penurunan.
- Penjualan ekspor ICBP juga tercatat mengalami peningkatan sebesar 20% di tahun 2020, dan kontribusinya terhadap penjualan neto meningkat jadi 12%.
- ICBP mendukung proyek food estate pemerintah yang berencana menggenjot produksi singkong dalam negeri. Namun ICBP belum berencana untuk membuat mi instan dari bahan baku singkong, karena tekstur dan rasanya akan berbeda dari mi yang dibuat dengan tepung terigu. Saat ini produk ICBP yang menggunakan bahan baku singkong adalah Qtela.
Materi presentasi public expose dan hasil tanya jawab ICBP bisa didownload di link di bawah ini
Materi public expose ICBP
Hasil tanya jawab
Jika link error, silakan menghubungi saya untuk diperbaiki.
Halo, saya mau ada 2 pertanyaan terkait Public Expose ICBP ini.
1. Apakah kita bisa mengakses video recording dari Public Expose ini? Jika iya, di mana?
2. Siapakah yang menjawab pertanyaan dari investor? Apakah itu Bpk. Anthoni Salim?
Maaf atas keterlambatan balasannya. Untuk rekaman public expose sayang sekali tidak dipublikasikan, yang dipublikasikan hanyalah materi presentasi dan hasilnya saja.
Untuk pertanyaan kedua, yang menjawab pertanyaan selama public expose adalah pihak manajemen ICBP. Pihak manajemen di sini berarti Dewan Direksi serta sekretaris perusahaan. Perlu dipahami bahwa tidak semua public expose harus dihadiri atau dijawab langsung oleh Direktur Utama. Tetapi biasanya minimal akan ada satu direktur yang hadir untuk menjawab semua pertanyaan investor (seperti pada kasus public expose SIDO atau KINO)