Pt. Sekar Laut Tbk (SKLT) merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri, pertanian, perdagangan dan pembangunan. Khususnya dalam sektor manufaktur makanan dan minuman. Beberapa contoh produk yang dihasilkan SKLT adalah kerupuk, saos, sambal, bumbu masak dan roti. Salah satu merk buatan SKLT yang cukup terkenal adalah kerupuk udang Finna. SKLT pada awalnya berdiri sebagai sebuah industri rumah tangga produk kelautan dan perikanan pada 1966 di Sidoarjo. Selanjutnya usaha ini berkembang menjadi pabrik kerupuk udang. Pabrik inilah yang akhirnya menjadi cikal bakal berdirinya Pt. Sekar Laut Tbk.
Pada tanggal 8 September 1993, SKLT melakukan penawaran umum perdana saham. Sejak itu SKLT pun resmi menjadi perusahaan terbuka hingga sekarang. Saat ini penjualan SKLT telah merambah pasar ekspor ke beberapa negara selain Indonesia. Selain itu SKLT juga sudah merambah bisnis restoran WOK melalui anak usahanya. Di mana melalui restoran ini SKLT bisa memasarkan produk-produknya langsung ke konsumen. Lalu bagaimana dengan prospek bisnis SKLT ini? Langsung saja kita lihat laporan keuangan kuartal 3 2019 nya.
Laporan Keuangan SKLT
Berdasarkan laporan keuangan kuartal 3 nya, aset SKLT tercatat sebesar 801 miliar. Atau naik sekitar 7% dari total aset di akhir 2018. Sedangkan liabilitas SKLT juga tercatat mengalami kenaikan sebesar 4% dari akhir 2018 menjadi 427 miliar. Dan dari segi ekuitas SKLT juga mengalami kenaikan sekitar 10% dari akhir 2018 menjadi 374,3 miliar.
Dari segi penjualan, SKLT ini merupakan salah satu perusahaan yang selalu berhasil mencatatkan pertumbuhan secara konsisten setiap tahunnya. Per 30 September 2019, penjualan SKLT tercatat sebesar 950 miliar, naik sebesar 24% dari periode yang sama tahun lalu yang “hanya” 763 miliar. Begitu pula dengan laba bersihnya yang sebesar 34,5 miliar per 30 September 2019. Naik sebesar 70% dari periode yang sama tahun lalu.
Demikian pula jika kita melihat performa SKLT beberapa tahun kebelakang. Dari 2016-2018, penjualan SKLT terus tumbuh dengan CAGR sebesar 11% per tahun. Jika dilihat dari tahun 2013-2019 (annualized) penjualan SKLT juga terus tumbuh tanpa sekalipun mengalami penurunan dengan CAGR sekitar 14% per tahun.
Sedangkan laba bersihnya juga memiliki performa yang tidak kalah bagusnya. Dari periode 2016-2018 laba bersih SKLT tercatat bertumbuh dengan CAGR 22% per tahun. Dan bahkan jika dilihat dari periode 2013-2019 (annualized), laba bersih SKLT tercatat memiliki CAGR sebesar 25% per tahun tanpa pernah mengalami penurunan sekalipun dalam periode tersebut.
Sedangkan dari sisi laporan arus kas. SKLT juga tetap bisa mencatatkan arus kas operasi yang positif dalam kegiatan usahanya hingga 30 September 2019 kemarin. Dari beberapa indikator keuangan yang sudah kita bahas ini, bisa dilihat jika SKLT ini merupakan perusahaan yang cukup konsisten menghasilkan laba. Dan labanya terus tumbuh setiap tahun. Mengingat kapitalisasi dan jumlah penjualannya yang masih cukup kecil, sekitar 1 triliun. Bisa diasumsikan ruang pertumbuhan untuk SKLT masih cukup luas untuk beberapa tahun ke depan. Sehingga saham SKLT ini cukup menarik untuk dibeli. Tapi bagaimana dengan valuasinya sendiri?
Valuasi SKLT
Per 30 Desember harga saham SKLT berada di angka 1610 rupiah per lembar saham. Sedangkan jumlah saham yang beredar adalah 690,7 juta lembar saham. Dengan melihat nilai ekuitas SKLT yang hanya sebesar 374,3 miliar, maka sebenarnya nilai buku SKLT hanya sekitar 541 rupiah per lembarnya. Artinya di harga saat ini, saham SKLT bisa dibilang berada di angka yang cukup mahal, sekitar 2,9 kali dari nilai bukunya. Meskipun memang kinerja SKLT sangat baik dari segi pendapatan dan laba bersihnya selama ini, tetapi itu tetap bukan jaminan bahwa kinerja seperti ini akan bisa terus dipertahankan di tahun-tahun berikutnya.
Karena itu sebagai seorang investor kita tetap harus berjaga-jaga terhadap kemungkinan terburuk. Secara historikal sendiri, rasio PER dan PBV SKLT pernah berada di kisaran angka 10-12 kali dan 1,6 kali sebelum tahun 2017. Sehingga tentunya lebih aman jika menunggu harga atau valuasi SKLT mendekati angka itu sebelum membeli, yaitu di sekitar 800-1000 rupiah per lembar. Apalagi harga SKLT di saat ini adalah merupakan titik tertinggi yang pernah dicapai oleh harga sahamnya. Sehingga membelinya pada saat ini adalah tindakan yang cukup beresiko karena kemungkinan terjadi koreksi cukup besar.
Resiko lain lagi yang perlu diperhatikan sebelum membeli saham SKLT adalah resiko likuiditas. Saham SKLT ini termasuk saham yang kurang dilirik oleh para trader dan investor, sehingga kurang likuid alias jarang ditransaksikan. Akibatnya pergerakan harganya pun juga stabil, malah cenderung flat. Sehingga saham ini tidak cocok untuk orang yang hanya ingin memegangnya dalam jangka pendek.
Prospek Industri SKLT
Sebagai sebuah perusahaan yang bergerak di bidang consumer goods khususnya makanan, SKLT memiliki prospek yang cukup cerah. Terbukti dengan meningkatnya penjualan SKLT secara konsisten selama beberapa tahun belakangan. Selain itu, di samping memiliki pasar lokal yang masih sangat luas, penjualan SKLT juga telah merambah mancanegara ke beberapa negara seperti Belanda, Inggris, Korea, dan beberapa negara lain. Penjualan ke pasar ekspor tentunya memberikan margin yang lebih tinggi. Saat ini sekitar 30% dari total penjualan SKLT adalah untuk pasar ekspor. Ditambah lagi kapasitas produksi yang masih relatif kecil sebesar 30000 ton di tahun 2019 dan penjualan yang masih konsisten bertumbuh, tentunya pasar yang masih bisa digarap dan dipenuhi permintaannya masih sangat luas.
Meskipun prospek pertumbuhan SKLT masih sangat besar, namun sebagai growing company potensi ini juga memiliki beberapa resiko tersendiri. Salah satunya adalah kendala untuk meningkatkan kapasitas produksinya. Apabila terjadi peningkatan permintaan yang cukup pesat, maka SKLT harus menambah mesin dan mungkin menambah pabrik baru di lokasi yang baru juga. Dan semua ini membutuhkan capex yang cukup besar yang mungkin tidak bisa dipenuhi oleh arus kas operasional saja, alias SKLT harus menambah hutang untuk itu. Sehingga dibutuhkan kemampuan manajemen yang wise dari para direksi dan komisaris agar SKLT tidak mengalami kesulitan likuiditas, mengingat rasio utang/modal SKLT saat ini masih di atas 1. Selain itu, dari beberapa anak usaha yang dimiliki SKLT, beberapa masih mengalami kerugian di tahun 2018. Bila hal ini tidak segera diperbaiki, ke depannya bisa menghambat kinerja laba SKLT secara komprehensif juga.
Kesimpulan
SKLT adalah sebuah perusahaan yang memiliki kinerja yang konsisten bertumbuh dan juga memiliki peluang pertumbuhan yang masih sangat besar. Sebagai perusahaan consumer goods yang memproduksi makanan, produk-produk SKLT akan selalu diminati masyarakat, bahkan pada saat perlambatan ekonomi sekalipun. Lalu apakah kesimpulannya saham SKLT layak untuk diinvestasikan? Jawabnya ya, namun tidak pada harga yang sekarang. Karena harga saham SKLT saat ini 3 kali lebih mahal daripada nilai seluruh asetnya. Beberapa orang akan berpendapat bahwa di harga sekarang masih layak beli karena SKLT memiliki CAGR topline dan bottomline sebesar 2 digit selama beberapa tahun terakhir. Namun karena di harga sekarang adalah all time high nya, serta ROE yang tidak sampai 15%, maka bisa dibilang harga sahamnya saat ini cukup mahal. Lebih bijak jika menunggu harga SKLT turun di bawah 1000 sebelum memutuskan untuk masuk. Dan harus memiliki kesabaran ekstra untuk menunggu harga turun dan membelinya, karena SKLT ini termasuk saham yang kurang likuid.
Disclaimer: Analisa ini hanyalah sebagai bahan pembelajaran saja, bukan sebuah rekomendasi untuk membeli atau menjual. Segala keputusan investasi merupakan tanggung jawab masing-masing individu. Do Your Own Research.