Pandemi COVID-19 yang terjadi di sepanjang 2020 membuat banyak perusahaan bertekuk lutut dan mengalami perlambatan luar biasa hingga kerugian dalam bisnisnya. Namun ada pula beberapa sektor bisnis yang malah bertumbuh akibat pandemi ini, misalnya saja sektor komunikasi, teknologi, dan farmasi. Sebagai sebuah perusahaan yang bergerak di sektor perdagangan teknologi, PT. Metrodata Electronics Tbk (MTDL) seharusnya juga tetap bisa mempertahankan kinerjanya selama pandemi ini. Namun apakah benar demikian? Kita coba saja analisa kinerja MTDL selama semester 1 2020 ini.
Kinerja MTDL
Penjualan MTDL hingga paruh pertama tahun 2020 ini tercatat masih mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun lalu. Berdasarkan laporan keuangan Q2 yang telah dipublikasikan, MTDL berhasil membukukan penjualan sebesar 6,2 triliun. Naik tipis dari Q2 2019 yang sebesar 6,16 triliun. Sedangkan di sisi bottom line, MTDL juga mencatatkan pertumbuhan tipis dari 217 miliar di Q2 2019, menjadi 217,16 miliar di Q2 2020.

Dilihat dari gambar di atas, kita bisa melihat bahwa kinerja penjualan MTDL beberapa tahun terakhir amat baik, sedang dalam tren meningkat dengan tingkat CAGR sebesar 10,9%. Begitu pula dengan laba bersihnya yang terus tumbuh dengan tingkat CAGR 12,1%. Hanya saja sepertinya di tahun 2020 kinerja MTDL cukup tertekan, sehingga hanya mampu tumbuh tipis dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu. Namun MTDL tetap mampu mencatatkan hasil yang positif, bukan turun atau rugi seperti yang dialami banyak perusahaan lain.
Sedangkan dari sisi neraca, MTDL tercatat memiliki total aset sebesar 5,5 triliun, turun tipis dari akhir tahun 2019 yang sebesar 5,6 triliun. Penurunan aset ini terutama disebabkan oleh berkurangnya jumlah piutang usaha dari MTDL. Total liabilitas tercatat juga mengalami penurunan dari 2,58 triliun menjadi 2,38 triliun. Sedangkan ekuitas yang dapat diatribusikan pada pemegang saham tercatat mengalami peningkatan dari 2,09 triliun menjadi 2,17 triliun.
Secara garis besar neraca MTDL terhitung cukup sehat karena rasio lancar masih di atas 2 kali, dan jumlah kas yang meningkat cukup banyak dari akhir tahun 2019. Selain itu MTDL juga nyaris tidak memiliki utang bank, sehingga posisi neracanya masih cukup aman meskipun rasio DER sudah mencapai angka 1 (jika tidak memperhitungkan ekuitas dari kepentingan non pengendali)
Dari sisi kinerja operasional, MTDL berhasil mencatatkan pertumbuhan yang cukup positif di tengah situasi ekonomi yang sangat berat ini. Lalu bagaimanakah dengan prospek MTDL ke depannya? Kita coba analisa lebih jauh tentang bisnis MTDL ini.
Prospek MTDL
Seperti yang sudah disebutkan sekilas di awal, MTDL merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi. MTDL dikenal memiliki portofolio yang komprehensif dalam bidang distribusi hardware dan software TI di Indonesia. Bisnis MTDL sendiri dibagi menjadi tiga segmen utama, yaitu:
- Distribusi, yaitu mendistribusikan produk-produk TI kepada dealer, perusahaan TI, dan e-commerce.
- Solusi, yaitu menyediakan solusi TI lengkap kepada pelanggan mulai dari perancangan, implementasi, IT managed services, konsultasi dan pelatihan.
- Konsultasi, yaitu menawarkan solusi bisnis inovatif untuk transformasi bisnis.
Sebagai sebuah perusahaan di bidang teknologi, MTDL cukup diuntungkan dengan adanya pandemi COVID-19, karena banyak karyawan berbagai macam perusahaan yang harus melakukan WFH, yang mana membutuhkan hardware dan software berteknologi canggih. Ini terbukti dari kinerja penjualan dan bottom line MTDL yang masih bertumbuh di tengah penurunan daya beli akibat perlambatan ekonomi dan PSBB.
MTDL juga diuntungkan dengan kebijakan pemerintah yang mendorong setiap elemen masyarakat dan bisnis untuk mengadopsi teknologi digital agar mampu bersaing di masa depan. Ini bisa dilihat dari keseriusan pemerintah dalam membangun infrastruktur serat optik sepanjang ribuan kilometer, yang dikenal dengan sebutan Palapa Ring, serta pembangunan infrastruktur smart city di berbagai kota besar di Indonesia. Pembangunan infrastruktur ini dipastikan akan meningkatkan permintaan dari produk-produk TI yang didistribusikan oleh MTDL.
Selain dari segi hardware, peluang pertumbuhan produk software MTDL juga diprediksi akan meningkat setelah terbitnya PP no. 71 tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik. PP ini membuka peluang bagi penyedia layanan cloud untuk membuka data center mereka di Indonesia. Melihat hal ini, MTDL juga tengah mempersiapkan pembentukan tim untuk layanan multicloud yang akan mengembangkan
platform bagi pelanggan untuk memilih berbagai layanan
cloud dalam satu console.
Secara makro, prospek industri TI di Indonesia juga dinilai masih sangat cerah ke depannya. Berdasarkan hasil riset Google, Temasek, dan Bain & Company, disebutkan bahwa nilai ekonomi internet di Indonesia mencapai 40 miliar USD. Jumlah pengguna internet di Indonesia sendiri tercatat tumbuh sekitar 17% menjadi 173 juta pengguna. Dengan pesatnya pertumbuhan pengguna internet, dapat dipastikan kebutuhan akan infrastruktur TI yang handal akan semakin meningkat di masa depan.
Dengan berbagai peluang yang menjanjikan ini, bisa dibilang bahwa prospek MTDL untuk beberapa tahun mendatang masihlah sangat cerah dan menjanjikan. Hanya saja ada satu faktor yang menyebabkan MTDL ini kurang menarik prospeknya, yaitu karakteristik bisnisnya sendiri sebagai distributor. MTDL lebih banyak mendistribusikan produk TI dari pihak ketiga ketimbang memproduksi produk-produknya sendiri. Hal ini menyebabkan marjin laba MTDL sangatlah kecil. Per Q2 2020, marjin laba bersih MTDL tercatat hanya sebesar 2,5%. Ini berarti persaingan harga di industrinya juga cukup ketat. Dan dengan marjin laba yang kecil, maka MTDL bisa menjadi rugi apabila terjadi penurunan penjualan atau perlambatan sedikit saja. Tapi jika MTDL mampu meningkatkan penjualan dari segmen bisnis jasanya yang memiliki marjin lebih tinggi, maka MTDL bisa mendapatkan marjin laba yang lebih baik ke depannya.
Valuasi MTDL
Per 13 Oktober 2020, harga saham MTDL berada di kisaran Rp 1615/lembar saham. Di harga ini, maka Price to Book Value MTDL adalah sekitar 1,8 kali. Dengan melihat tingkat pertumbuhan labanya yang sekitar 12% setahun, sebenarnya angka PBV 1,8 kali ini menurut saya sudah cukup mahal. Apalagi jika melihat marjin laba MTDL yang hanya sebesar 2,5%. Tidak terdapat cukup banyak marjin pengaman yang bisa menjaga modal saya dari penurunan harga saham jika seandainya kinerja MTDL tiba-tiba melambat dalam satu kuartal. Untungnya neraca MTDL cukup kuat, sehingga jika kinerjanya melambat atau bahkan rugi sekalipun, MTDL tetap bis stabil dan mempertahankan operasionalnya tanpa harus menambah hutang baru. Ini karena kebijakan dividennya yang cukup konservatif dan hanya membagikan dividen tidak sampai 25 persen dari laba tahun sebelumnya. Faktor dividen yang kecil ini juga membuat saya kurang tertarik untuk membeli saham MTDL di harganya yang sekarang.
Kesimpulan
MTDL adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan dan konsultasi produk-produk TI. Sebagai perusahaan perdagangan teknologi, MTDL diuntungkan oleh pandemi dan berbagai kebijakan pemerintah, yang mana membuat banyak perusahaan dan instansi untuk melakukan transformasi digital dalam bisnis dan operasionalnya. Ini memberikan prospek jangka menengah yang cukup cerah bagi MTDL. Kinerja keuangan MTDL juga cukup baik, dengan neraca yang kuat dan laba yang masih bertumbuh.
Hanya saja, sebagai perusahaan perdagangan, marjin laba MTDL sangat kecil, sehingga menimbulkan resiko kerugian bila di masa depan kinerjanya melambat. Resiko ini, dan jumlah dividen yang cukup kecil, membuat MTDL kurang menarik sebagai pilihan investasi untuk saat ini. Lebih baik menunggu harganya turun cukup signifikan sebelum memutuskan untuk membelinya.
Disclaimer: Artikel ini hanya sebagai bahan informasi dan pembelajaran saja. Bukan ajakan untuk membeli atau menjual saham. Segala keputusan investasi adalah tanggung jawab masing-masing individu. Do Your Own Research.
Laporan Keuangan MTDL Q2 2020 dan Annual Report 2019 MTDL yang menjadi sumber tulisan ini dapat didownload di link di bawah ini: